Air Terjun Sipiso-piso
Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah
kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa
Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Dapat
dibilang, mengunjungi desa ini tidak berbeda dengan berwisata ke Air Terjun
Sipiso-piso. Secara geografis, Desa Tongging berada di dataran lebih rendah,
sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari
Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari
permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi
hutan pinus.
Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut dalam
berita harian Suara Indonesia Baru, bahwa Sipiso-piso berasal dari piso
yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian
di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang
tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat
orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo (http://www.hariansib.com).
Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor
pariwisata di Tanah Karo menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan
mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan
industri tentunya. Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang
menarik, misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau,
air terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya
(www.hariansib.com).
Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di
Tanah Karo mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air
terjun Sipiso-piso sendiri. Meskipun seolah terjadi persaingan di antara
objek-objek wisata itu, hal ini tetap menjadi nilai positif karena
masing-masing objek menjadi terpacu untuk berkembang dan mampu menarik
wisatawan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, di Desa Tongging belum lama ini
telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun demikian, TWI yang konon
lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk datang, pesona Sipiso-piso
tetap saja tidak akan tergantikan. Bagaimana tidak, air terjun ini tidak lain
merupakan salah satu air terjun tertinggi di antara banyak air terjun di
Indonesia, seperti Air
Terjun Tinoor di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara atau Grojogan
Sewu, di Provinsi Jawa Tengah.
Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap
istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di
Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45
menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso
terbukti mampu mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah
tujuan pelancong domestik maupun mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta
wisata, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air
Terjun Sipiso-piso berasal dari Malaysia,
Singapura, Prancis, dan Belanda (http://tonggo.wordpress.com/).
Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal, malahan
ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke santero dunia karena keindahan
alamnya yang menakjubkan.
Gunung Sibayak
A. Selayang Pandang
Orang
Batak Karo sering menyebut Gunung Sibayak dengan sebutan “Gunung Rajaâ€. Sibayak
berarti raja dalam bahasa Batak Karo.
Gunung
Sibayak, yang meletus terakhir kali pada tahun 1600, merupakan gunung
vulkanik yang masih aktif mengeluarkan gumpalan asap dengan ketinggian
hingga 2 km. Gumpalan asapnya berasal dari panas bumi dan berguna sebagai
sumber energi listrik. Di Kabupaten Karo telah terdapat sebuah kawasan
pembangkit tenaga uap di dekat Gunung Sibayak.
Ketinggian
gunung itu sekitar 2.094 m dari permukaan laut. Dari Desa Sibayak,
terlihat jelas kondisi kawahnya yang agak landai (terlihat dari belakang
kawasan pembangkit tenaga uap), yang kelihatannya seperti
membelah gunung. Sekitar pukul 15:00 WIB, kabut mulai kelihatan di
sekitar puncak gunung hingga ke bagian bawahnya, dan tidak lama kemudian,
kabut mulai menyebar hingga ke Desa Semangat Gunung. Kondisi kabut
seperti ini, sama dengan kondisi kabut yang ada di dataran tinggi Dieng,
Jawa Tengah atau di Genting Highlands, Malaysia.
B. Keistimewaan
Gunung
itu terlihat begitu indah dan menjadi daya tarik banyak pengunjung,
terutama para pendaki gunung. Pada malam Minggu, biasanya pukul 02:00 WIB
merupakan malam favorit bagi para pendaki untuk mendaki ke puncak gunung,
untuk melihat keindahan panorama matahari terbit. Dari puncak gunung
terlihat Kota Medan, di mana pada malam harinya, Kota medan terlihat lebih
indah dengan kemilau lampu-lampu kotanya.
Untuk
mencapai kaki Gunung Sibayak, paling dekat ditempuh melalui Desa Semangat
Gunung (Desa Raja Berneh). Desa itu sangat indah dengan panorama alam dan
hamparan perkebunan sayur-sayuran, tanaman hias dan buah-buahan.
Masyarakatnya bercorak masyarakat agraris, yang masih berpegang pada tradisi
leluhur dengan kehidupan sosial yang multikultural. Komunitas Muslim dan
Nasrani hidup saling berdampingan. Dalam perjalanan menuju Gunung Sibayak, di
sepanjang jalan akan terlihat pemandangan tradisional, berupa
rumah-rumah adat Batak Karo yang telah berusia sekitar 250 tahun.
Banyak terdapat sumber air panas di sekitar Desa Semangat
Gunung dan di Gunung Sibayak. Di kaki Gunung Sibayak terdapat sumber air
panas yang sering didatangi para pengunjung. Uap airnya mengandung belerang,
sehingga tercium agak menyengat. Kondisi alamnya masih natural, dipenuhi
pepohonan bambu dan rotan. Untuk menuju arah puncak, para pendaki dapat
melewati jalan setapak sebagai jalur resmi pendakian.
Pasar Berastagi
A. Selayang Pandang
Berastagi, atau
yang sering juga dilafalkan dengan nama Brastagi, merupakan daerah dataran
tinggi yang terkenal di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Kawasan yang
diapit oleh dua gunung berapi, yaitu Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak, ini
juga dikenal sebagai salah satu lokasi wisata favorit yang sering dikunjungi oleh
banyak wisatawan, terutama di akhir pekan atau pada masa liburan.
Suasana di
Berastagi memang sangat nyaman dan menyejukkan karena kawasan ini terletak di
dataran tinggi. Seperti lokasi wisata sejenis yang juga tersedia di
tempat-tempat lain, seperti Puncak di Bogor atau Kaliurang di Yogyakarta,
Berastagi juga menjadi salah satu obyek wisata yang menjadi pilihan utama bagi masyarakat Sumatra Utara dan sekitarnya
untuk melepas penat sekaligus menyegarkan pikiran.
Di sisi lain,
Berastagi tidak hanya menawarkan kesegaran dan kesejukan alamnya saja. Ada
beberapa lokasi lainnya yang sayang untuk dilewatkan. Jika Anda sedang
berkesempatan mengunjungi Berastagi, jangan lupa untuk menyambangi tempat yang
satu ini, yaitu Pasar Berastagi. Pasar tradisional ini merupakan sentra
jual-beli buah-buahan dan sayuran yang masih segar dan menyehatkan.
Kota Berastagi
didirikan pada zaman kolonial Hindia Belanda, tepatnya tahun 1920. Bagi
Pemerintah Hindia Belanda, Berastagi menjadi kota penting karena digunakan untuk menempatkan stasiun pemancar yang
diletakkan di atas bukit. Posisi Pasar Berastagi sebagai pusat perekonomian di
wilayah ini sendiri sudah ada sejak kurun waktu tersebut, meskipun penataan dan
pengelolaannya sebagai tempat untuk mendukung pariwisata di obyek wisata
Berastagi baru diterapkan mulai tahun 1984.
Peran Pasar
Berastagi sebagai fasilitas pendukung wisata Berastagi semakin jelas ketika
muncul supermarket di lokasi ini. Supermarket tersebut didirikan bukan untuk
mematikan atau menjadi pesaing para pedagang yang berjualan di pasar
tradisional, namun justru supermarket dan
pasar tradisional berjalan beriringan sebagai penopang kehidupan ekonomi di
kawasan Berastagi dan semakin memperkaya pilihan bagi para pengunjung.
Sumber
: http://www.indonesiawonder.com/id/destination/kabupaten-karo