Selasa, 05 Juni 2012

Pantai Losari

Pantai Losari

Pantai Losari tampak dari pesawat sesaat sebelum mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Pantai Losari sangat indah ibarat untaian mutiara yang memagari gemerlapan Kota Makassar. Salah satu icon kota ini yaitu pantai losari.
Bersantai di Pantai Losari sambil menikmati terbenamnya matahari.
Sepanjang jalan dihiasi jajanan Pisang Epe, makanan ringan khas Makassar yang terbuat dari Pisang setengah bakar yang pipih ,diolesi gula merah cair dan ditaburi parutan kelapa muda.
Juga tersedia Aneka macam Es khas Makassar yaitu Es Pisang Ijo, Es Pallu Butung dan Mie Goreng Kering.
Kawasan Pantai Losari pada Sabtu malam dan Minggu pagi tertutup untuk kendaraan roda dua maupun roda empat, karena anjungan dan sekitarnya digunakan untuk even khusus seperti panggung hiburan malam dan senam pagi massal.
Foto foto Pantai Losari
ph2096207650101364845
anjungan pantai losari
ph2581007970101364845
duduk santai di sepanjang pantai losari
ph2829578860101364845
matahari terbenam di pantai losari
 
 
SUMBER : http://wisatasulawesi.wordpress.com/wisata-sulawesi-selatan/pantai-losari/
 
Pendapat saya : Sambil bersantai dipinggir pantai melihat matahri terbenam sangan indah dan dengan ditemani denga jajanan pisang ape yang sangat nikmat membawa susana semakin indah dan menyenangkan.

Wisata Kuburan Bayi Kambira Tana Toraja

Kuburan Bayi Kambira Tana Toraja
Kuburan bayi ini disebut Passiliran, Lokasi Pekuburan Bayi ini  di Kambira. Hanya Bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra‘. Bayi bayai tersebut dianggap masih suci. Pilihan Pohon Tarra‘ sebagai pekuburan karena pohon ini memiliki banyak getah, yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Dan mereka menganggap seakan akan bayi tersebut dikembalikan ke rahim ibunya. Dan berharap, pengembalian bayi ini ke rahim ibunya akan menyelamatkan bayi-bayi yang lahir kemudian.
Model Pekuburan Bayi di Kambira Tana Toraja
Pohon Tarra‘ yang menjadi pekuburan ini memiliki diameter cukup besar, sekitar 80 – 100 cm sampai 300 cm. Dibuat Lubang pada pohon untuk menguburkan bayi , yang kemudian ditutup dengan ijuk pohon enau. Pemakaman ini hanya dilakukan oleh orang Toraja pengikut Aluk Todolo (kepercayaan kepada leluhur). Pelaksanaan Upacara secara sederhana. Dan Bayi yang dikuburkan begitu saja tanpa di bungkus, ibarat bayi yang masih berada di rahim ibunya.
Penempatan jenazah bayi di pohon ini, sesuai dengan strata sosial masyarakat. Makin tinggi derajat sosial keluarga itu maka makin tinggi letak bayi yang dikuburkan di batang pohon tarra.
Bayi yang meninggal dunia diletakkan sesuai arah tempat tinggal keluarga yang berduka. .Setelah puluhan tahun, jenazah bayi itu akan menyatu dengan pohon dan merupakan daya tarik untuk wisatawan
Foto Kuburan Bayi Kambira
Kuburan Bayi di atas poho


SUMBER : http://wisatasulawesi.wordpress.com/wisata-sulawesi-selatan/kuburan-bayi-kambira-tana-toraja/

Pendapat saya : Mungkin tempat wisata ini sangat menakutkan bagi para penakut, tetapi ini adalah salah satu tempat wisata di Indonesia yang sangat unik, karena biasanya kita memakamkan orang yang telah tiada di dalam tanah tetapi ini dengan cara memakamkannya didalam pohon.

Danau Limboto

Objek wisata Alam Danau Limboto yang terletak di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, yang saat ini memiliki kedalaman antara 5 hingga 8 meter ini, para pengujung dapat menikmati berbagai kegiatan, antara lain, memancing, lomba berperahu, atau berenang. menikmati ikan bakar segar yang disediakan oleh mayarakat nelayan setempat 
Perairan danau merupakan kekayaan alam yang tidak hanya memiliki peran fungsional bagi kawasan dan penduduk di sekitarnya. Keindahan serta fenomena alam-nya  memberikan panorama yang menakjubkan serta menjadi aset bagi kawasan itu sendiri. 
Danau Limboto dari tahun ke tahun luas dan tingkat kedalamannya terus berkurang, Danau Limboto termasuk berperairan mesotrof. terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bone Bolango, terhampar di ketinggian 4,50 dpl , dengan luas ± 3000 hektar. Danau ini dikelilingi oleh lima kecamatan yaitu, Kecamatan Limboto, Telaga, Telaga Biru, Batuda’a, dan Kota Barat yang merupakan wilayah Gorontalo Kota.
Danau Limboto ini merupakan muara dari empat sungai besar yang berhulu di Kabupaten Gorontalo. Keempat sungai tersebut adalah: Sungai Alo, Sungai Daenaa, Sungai Bionga, dan Sungai Molalahu. Danau ini juga merupakan hulu dari Sungai Tapodo yang muaranya menyatu dengan Sungai Bone Bolango dan mengalir terus ke laut.
Danau yang dikelilingi perbukitan, kemungkinan bahwa Danau ini merupakan sebuah kaldera dari sebuah gunung berapi yang meletus ribuan tahun lalu. Kemungkinan ini sangat besar mengingat Pulau Sulawesi merupakan sebuah pulau di Kepulauan Sunda Besar yang sarat dengan gunung-gunung berapi.
Sejak lama, Danau Limboto ini telah menjadi sumberdaya perikanan air tawar bagi penduduk di sekitarnya. Memang Danau ini memiliki multi fungsi baik bagi penduduk sekitarnya maupun kawasan Kabupaten Gorontalo umumnya. Ia juga merupakan sumber air tawar sekaligus penyangga kehidupan dan tata air bagi masyarakat di bantaran sungai-sungainya. Dengan demikian Danau ini merupakan pengendali banjir bagi sebagian besar kawasan Kabupaten. Melihat kesemua peran dan fungsinya yang sangat penting itu, dapat dikatakan bahwa Danau Limboto memegang peran esensial bagi keseimbangan alam dan ekosistem kawasan.

SUMBER : http://wisatasulawesi.wordpress.com/wisata-gorontalo/danau-limboto/

Pendapat saya : Danau yang indah dan dimanfaatkan dengan baik menjadi sumberdaya perikanan ar tawar merupakan pemanfaatan sumber daya alam yang sangat baik.

Kepulauan Karimunjawa

Kepulauan Karimunjawa
Kabupaten Jepara – Jawa Tengah – Indonesia
Kepulauan Karimunjawa
Kepulauan Karimunjawa di Kabupaten Jepara

A.  Selayang Pandang

Kepulauan Karimunjawa adalah gugusan 27 pulau yang terdapat di Laut Jawa. Kepulauan ini seluruhnya termasuk dalam Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah. Pada umumnya pulau-pulau itu merupakan hutan tropis dataran rendah, dan hanya 5 pulau yang dihuni oleh penduduk, yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting. Sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah sebagai Taman Nasional Karimunjawa. Pulau Karimunjawa memiliki luas wilayah 111.625 hektar, terdiri dari daratan 1.507,7 hektar, dan perairan 110.117,3 hektar.
Berdasarkan cerita legenda yang berkembang di masyarakat sekitar, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Muria. Legenda itu berkisah tentang keprihatian Sunan Muria atas kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya itu untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak “kremun-kremun” (kabur) dari puncak Gunung Muria agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Karena terlihat “kremun-kremun”, Sunan Muria kemudian memberi nama “Karimun” untuk pulau itu.

B. Keistimewaan 

Dengan kondisi alamnya yang indah dan asri, Karimunjawa menawarkan daya tarik wisata alam yang sungguh memesona. Tidak berlebihan kiranya bagi pemerintah menetapkan kawasan Karimunjawa sebagai taman nasional karena kawasan ini memang memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa. Karimunjawa memiliki beberapa jenis flora, yaitu terumbu karang, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan dataran rendah. Sedangkan kekayaan faunanya terdiri dari rusa dan kera ekor panjang serta fauna akuatik yang terdiri dari 242 jenis ikan hias dan 133 genera akuatik. Selain itu, di lokasi ini terdapat pula jenis fauna langka yang berhabitat di Pulau Burung dan Pulau Geleang, seperti burung elang laut dada putih serta dua jenis penyu, yaitu penyu sisik dan penyu hijau.
Selain kekayaan alamnya, keistimewaan Pulau Karimunjawa juga bisa dilihat dari kekayaan budayanya. Sebab, kepulauan ini dihuni oleh penduduk dengan latar belakang etnis yang beragam. Di dalamnya terdapat penduduk dari suku Jawa, Bugis, Makasar, dan Madura. Masyarakat Jawa banyak tinggal di Dukuh Karimun, Dukuh Legon Lele, Dukuh Nyamplungan, dan Dukuh Mrican. Sebagian besar mata pencaharian mereka adalah bertani dan membuat industri rumah tangga, seperti batu bata merah dan minyak kelapa. Masyarakat Bugis dan Makasar sebagian besar bertempat tinggal di Pulau Kemujan, Dukuh Batu Lawang, Dukuh Legon Gede, dan Dukuh Tlogo. Masyarakat Bugis terkenal sebagai pelaut yang ulung, oleh karena itu sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Selain itu, orang Bugis juga terkenal dengan kerajinan sarung tenunnnya yang banyak diminati oleh para wisatawan. Hampir sama dengan masyarakat Bugis, masyarakat Madura pun sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Namun, mereka memiliki kemampuan membuat ikan kering yang tidak bisa dilakukan oleh suku lainnya.
Dengan latar belakang etnis yang beragam itu, penduduk di Karimunjawa tetap mampu menjaga dan mempertahankan kerukunan sosial di antara mereka. Mereka memiliki tradisi atau semacam local wisdom berupa saling tukar-menukar barang (barang konsumsi rumah tangga atau kerajinan) yang dibuat oleh kelompok-kelompok etnis yang tinggal di kawasan ini.      

C. Lokasi

Kepulauan Karimunjawa terletak di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.

D. Akses

Perjalanan menuju Kepulauan Karimunjawa dapat ditempuh melalui jalur laut dan jalur udara. Jika menggunakan jalur laut, Karimunjawa dapat dicapai dari Semarang lewat Pelabuhan Tanjung Mas dan dari Jepara lewat Pelabuhan Kartini. Dari Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, pengunjung dapat menggunakan kapal motor Kartini I, berangkat setiap hari Sabtu, pukul 9.00 WIB dan Senin pukul 7.00 WIB, dengan biaya Rp 108.000 untuk kelas bisnis, dan Rp 128.000 untuk kelas eksekutif. Sedangkan jika ditempuh dari Pelabuhan Kartini, Jepara, pengunjung dapat menggunakan kapal motor Muria yang berangkat setiap hari Sabtu pukul 9.00 WIB, dan Rabu pukul 9.00 WIB, dengan biaya Rp 63.000 untuk kelas bisnis, dan Rp 83.000 untuk kelas eksekutif (April 2008).    
Sementara itu, bagi pengunjung yang menggunakan jalur udara, perjalanan dapat dimulai dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, dengan pesawat sewa jenis CASSA 212 yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-kura Resort). Waktu tempuh kurang lebih tiga puluh menit dari Bandara Ahmad Yani ke lapangan udara Dewadaru, Karimunjawa.

E. Harga Tiket

Tiket masuk sudah disertakan dalam biaya perjalanan, baik yang menggunakan jalur laut, maupun jalur udara.

F.  Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Di kawasan wisata kepulauan Karimunjawa terdapat sarana akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap, seperti hotel, rumah penginapan, restoran/rumah makan, masjid/musholla, kios buah-buahan, kios cenderamata, dan lain-lain. Di samping itu, di kawasan wisata ini juga terdapat tempat penyewaan perlengkapan olahraga bahari, seperti perlengkapan memancing, menyelam, renang, dan kapal penjelajah laut yang dilengkapi kaca pada bagian bawahnya (glass bottom boat) yang berfungsi sebagai tempat untuk melihat keindahan ekosistem bawah laut.
Di lokasi wisata ini juga tersedia sarana transportasi antarpulau, yang akan mengantarkan pengunjung berkeliling menikmati keindahan gugusan pulau yang ada di Karimunjawa. Sarana transportasi tersebut merupakan bagian dari perjalanan wisata yang menggunakan perahu motor sewaan. Tarif yang berlaku (data tahun 2007) berkisar antara Rp 250.00 sampai dengan Rp 450.000 tergantung jarak tempuh dan lama pemakaian.
Perjalanan wisata di Kepulauan Karimunjawa terasa kurang lengkap jika pengunjung tidak menyambangi fasilitas akuarium laut yang berada Pulau Menjangan Besar. Di pulau ini, pengunjung dapat menikmati keindahan ikan hias dan kehidupan ikan hiu serta ikan-ikan lainnya dengan nuansa khas yang tidak dapat ditemui di tempat lain.

SUMBER : http://wisatajawa.wordpress.com/wisata-jawa-tengah/kepulauan-karimunjawa/

Pendapat saya : Indonesia memiliki pantai yang yang indah dan ini adalah salah satunya, dengan pemandangan laut dengan air yang sangat jernih kita bisa melihat berbagai makan ikan-ikan cantik dan terumbu karang yang berada disini. Dan jika kita memiliki keberanian kita bisa berenng dengan bayi ikan hiu di tempat penangkarannya.

Gunung Bromo

Gunung Bromo

Kabupaten Probolinggo – Jawa Timur – Indonesia

Bromo berasal dari bahasa Jawa Kuna, Brahma, yaitu salah satu Dewa dalam agama Hindu. Bagi masyarakat Suku Tengger, gunung  ini merupakan gunung suci sehingga tiap satu tahun sekali diadakan upacara  Yadnya Kasada atau Kasodo, yaitu ritual melemparkan hasil bumi ke kawah Gunung  Bromo sebagai persembahan. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini  hari tiap bulan purnama di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. Melalui  ritual ini masyarakat Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak  bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit.
Gunung Bromo adalah gunung aktif yang merupakan bagian  dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS). Taman nasional yang diresmikan  oleh pemerintah pada tahun 1997 ini, memiliki lautan pasir seluas 5.250 ha dan berada  pada ketinggian ± 2.100 m dari permukaan laut. Lautan pasir tersebut merupakan  bagian dari sejarah ekologis terbentuknya kawasan kaldera Tengger.
Gunung dengan ketinggian 2.392 meter di atas  permukaan laut ini terkenal karena hamparan lautan pasir dan kawah gunungnya  yang luas. Dari puncak Bromo, pengunjung dapat melihat kawah yang menganga  lebar dengan kepulan asap keluar dari dasarnya. Kawah ini memiliki garis tengah  ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Dari tempat ini  pula, pengunjung dapat menyaksikan keindahan panorama hamparan laut pasir dengan  siluet alamnya yang memesona.
Pengunjung juga dapat menikmati mentari terbit (sunrise),  menjajaki perjalanan dengan menunggang kuda, serta menikmati hangatnya minuman  dan api unggun untuk melawan hawa dingin. Di samping wisata alam, wisatawan  juga dapat mengecap wisata budaya dengan mengikuti upacara Yadnya Kasada yang  diadakan antara bulan Desember-Januari.
Gunung Bromo terletak antara  Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Malang, Jawa Timur. Namun, secara administratif kawasan ini merupakan bagian dari Kabupaten Probolinggo.
Gunung Bromo dapat dicapai  dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Untuk menuju Gunung Bromo, pengunjung dapat menempuh dua rute. Pertama, “pintu barat” dari arah Pasuruan. Perjalanan melalui pintu barat ini terbilang  berat karena tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa, kecuali dengan  menyewa jeep. Lewat jalur ini wisatawan biasanya memilih berjalan kaki dari  Desa Wonokitri menuju Gunung Bromo dengan jarak sekitar 13 km.
Kedua, melewati “pintu utara” dari arah Probolinggo.  Melalui pintu kedua ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan apapun, termasuk  mengendarai sepeda motor karena jalan yang dilalui tidak terlalu curam. Jika  wisatawan ingin menyaksikan lautan pasir, maka disarankan untuk melalui pintu  utara. Sebaliknya, jika yang diinginkan adalah menyaksikan sunrise, maka lebih praktis melalui pintu barat.
Desa terdekat untuk mencapai Bromo dari arah Probolinggo adalah Cemorolawang (±45 km dari Probolinggo). Desa ini bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan umum dari Probolinggo. Dari Cemorolawang menuju  Bromo pengunjung dapat menyewa kuda, jeep, atau berjalan kaki.
Selain berjalan kaki, untuk  memudahkan pendakian para pendaki dapat menyewa “ojek” kuda dan kendaraan jeep. Karena temperatur udara berkisar antara 2-20 0C, maka pengunjung juga  dapat menikmati minuman serta api unggun yang disediakan oleh warung-warung kecil di sekitar lokasi. Jika terpaksa menginap, jangan khawatir karena berbagai penginapan dengan berbagai tipe mulai dari shelter, losmen, hingga hotel tersedia di sekitar Bromo. Berbagai macam rumah makan, warung telepon, souvenir shop, mupun MCK umum juga tersedia di tempat ini.
Untuk sampai ke puncak Bromo telah disediakan  tangga dari beton.

SUMBER : http://wisatajawa.wordpress.com/wisata-jawa-timur/gunung-bromo/

Pendapat saya : Gunung yang dikelilingi oleh lautan pasih yang sangat indah ini membuat siapapun yang datang kesini akan terpesona. Jika kita ingin melihat matahari terbit disini merukapan tempat yang sangat tepat.

Candi Prambanan

Candi Prambanan
Kabupaten Klaten – Jawa Tengah – Indonesia
Candi Prambanan
direction icon
Lansekap Candi Prambanan
(Fotografer: Aam Amitto)

A. Selayang Pandang 

Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.  Candi yang juga terkenal dengan sebutan Candi Rara Jonggrang ini dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Wangsa Sanjaya.
Candi yang sejak tahun 1991 ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya dunia (World Wonder Heritage) ini menempati kompleks seluas 39,8 hektar. Menjulang setinggi 47 meter atau lima meter lebih tinggi dari Candi Borobudur, Candi Prambanan telihat perkasa dan kokoh. Hal ini sesuai dengan latar belakang pembangunan candi ini, yaitu ingin menunjukkan kejayaan peradaban Hindu di tanah Jawa.  
Lalu kenapa Candi Prambanan juga disebut Candi Rara Jonggrang? Hal ini terkait dengan sebuah legenda yang diyakini sebagian masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso jatuh hati kepada putri raja yang rupawan parasnya, ia benama Rara Jonggrang. Karena tak kuasa menolak cinta sang pangeran, Jonggrang mengajukan syarat kepada Bondowoso untuk dibuatkan candi dengan 1.000 arca dalam waktu semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi, sebelum akhirnya Jonggrang berhasil meminta bantuan warga desa untuk menumbuk padi dan membuat api besar agar terkesan suasana sudah pagi hari. Karena merasa dicurangi, Bondowoso yang baru membuat arca ke-999 kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1.000.

B. Keistimewaan 

Candi Prambanan adalah pengejawantahan peradaban Hindu di tanah Jawa. Hal ini dapat dilihat dari struktur candi yang menggambarkan inti kepercayaan dalam agama Hindu, yaitu Trimurti. Kompleks Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Keistimewaan Candi Prambanan lainnya yang wajib disaksikan oleh wisatawan adalah keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding candi. Kisah Ramayana menjadi relief utama candi ini. Namun, relief lain yang tak kalah menarik adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Bagi pengunjung yang ingin menuntaskan keingintahuannya terhadap seluk-beluk Candi Prambanan, pengunjung dapat menyambangi sebuah museum yang juga berada di kompleks candi. Di museum ini, pengunjung dapat menikmati audio visual tentang sejarah ditemukannya Candi Prambanan hingga proses renovasinya secara lengkap. Bagi wisatawan yang berkunjung bersama keluarga, di Candi Prambanan juga terdapat taman bermain untuk anak-anak dan kereta mini yang dapat mengantarkan pengunjung mengelilingi kawasan wisata tersebut.
Salah satu event wisata yang sayang untuk dilewatkan adalah pementasan Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang menyatukan ragam kesenian Jawa seperti tari, drama, dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Kisah Ramayana yang dibawakan dalam pertunjukan ini merupakan penerjemahan dari relief yang terpahat di Candi Prambanan. Cerita Ramayana yang terpahat di candi ini mirip dengan cerita yang berkembang dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan dirangkum dalam empat lakon atau babak, yaitu: penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama—Sinta. Pementasan ini sudah berjalan sejak tahun 1960-an dan dilaksanakan setiap bulan pada malam purnama.

C. Lokasi

Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan yang secara administratif terbagi menjadi dua bagian, yaitu antara kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.

D. Akses

Letaknya yang tepat di tepi jalan raya Yogyakarta—Solo membuat kompleks Candi Prambanan mudah untuk dijangkau dari arah manapun, baik dari arah Yogyakarta maupun Solo. Kalau dari arah Yogyakarta, pengunjung cukup mengeluarkan ongkos Rp 4000 untuk sampai di lokasi. Sedangkan, jika menempuh perjalanan dari arah Solo, pengunjung hanya mengeluarkan Rp 6000. Bagi pengunjung yang memulai perjalanan dari Klaten, banyak jalur yang bisa dipilih, bisa menggunakan bus jurusan Yogyakarta—Solo atau bus jurusan Terminal Klaten-Prambanan. Keduanya sama mudahnya. 

E. Harga Tiket

Tiket masuk dibedakan antara wisatawan lokal dengan wisatawan mancanegara. Untuk wisatawan lokal tiket masuk Rp 8.000, sedangkan untuk wisatawan mancanegara tiket masuk sebesar US$ 10. Objek wisata Candi Prambanan buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Di sekitar kompleks candi tersedia akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap, seperti hotel/rumah penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cenderamata, warung telekomunikasi, dan warung internet. Selain itu, kehadiran para tenaga pemandu wisata yang mudah dijumpai di sekitar candi akan menyempurnakan kunjungan para wisatawan. Sebab, mereka akan memandu wisatawan menelusuri jejak-jekak kemasyhuran peradaban Jawa-Hindu dengan Candi Prambanan sebagai monumen utamanya. 

SUMBER : http://wisatajawa.wordpress.com/wisata-jawa-tengah/candi-prambanan/

Pendapat saya : Candi Hindu terbesar di Indonesia ini sangat menakjubkan, kita bisa melihat peradaban Hindu ditanah Jawa.

Senin, 04 Juni 2012

Kebun Binatang Ragunan

Kebun Binatang Ragunan adalah sebuah kebun binatang yang terletak di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Kebun binatang seluas 140 hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen.
Ragunan sempat ditutup selama sekitar tiga minggu sejak 19 September 2005 karena hewan-hewan di dalamnya ada yang terinfeksi flu burung, namun dibuka kembali pada 11 Oktober.

Sejarah

Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Kebun binatang ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang." Terletak pada tanah seluas 10 hektare di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh. Saat itu, Planten En Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Tahun 1949, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini dan pada tahun 1969 dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare yang menjadi rumah bagi kebun binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966.

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Binatang_Ragunan

Pendapat saya : Kita bisa mempelajari berbagai macam satwa ditempat ini, kita bisa memeperkenalkan satwa kepada banyak orang. Jika kita merasakan sensai menunggang gajah disini juga disediakan.